Sabtu, 02 September 2017

Mengapa Cabai Terasa Pedas? Ini Alasannya!

  Zein Sakti       Sabtu, 02 September 2017
Cabai atau cabai merah atau chili adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.

Mengapa Cabai Terasa Pedas? Ini Alasannya!
by: kebudayaan,kemdikbud,go,id
Meski rasanya pedas, banyak orang menyukai tumbuhan ini. Pasti Anda bertanya-tanya, apa yang menyebabkan cabai memiliki rasa pedas? Kenapa nggak manis, asin atau pahit? Simak berikut.

Dalang rasa pedas membakar dari cabai adalah, bahan kimia yang disebut capsaicinoids. Bahan kimia tak berbau dan tak berasa ini tersembunyi dalam bagian putih dalam cabai.

Kapsaisin (8-metil-N-vanilil-6-nonenamida) termasuk di dalam Kapsaisinoid, yaitu zat kimia yang menimbulkan rasa pedas yang ada dalam tumbuh-tumbuhan, seperti cabai.

Rasa pedas ini muncul karena kapsaisin menciptakan isyarat yang sama bagi otak seperti saat kulit terkena panas. Berbeda dengan panas, rasa panas dari lidah ini hanya "rasa", bukan terbakar sesungguhnya.

Polisi sering menggunakan kapsaisin untuk menggendalikan massa demonstran. Cairan kapsaisin ini lazim disebut "gas air mata", yang mudah membuat iritasi orang.

Tidak semua makhluk bisa merasa pedas. Burung misalnya, sama sekali tidak dapat merasakan pedas. Jadi burung bisa mengudap cabai dengan leluasa. Penggemar burungpun sering mencampur makanan dengan kapsaisin agar tidak dimakan bajing. Bajing peka terhadap pedas, sedangkan burung sama sekali tidak berpengaruh.



Ketika Anda memakan cabai, bahan kimia ini mengikat reseptor yang merespon rasa sakit akibat panas di mulut dan tenggorokan. Kemudian seperti dikutip sciencedaily, otak menerima pesan dan mengirimkannya ke tim pemadam tubuh agar menyingkirkan bahan panas itu.

Alhasil, sirkulasi tubuh meningkat, perspirasi mendingin dan reaksi tertentu hingga gangguan pun terjadi, termasuk hidung meler dan mata menangis. Rasa sakit akibat memakan cabai juga melepaskan endorfin, pembunuh rasa sakit alami yang membuat makanan terasa lezat.

Jadi, air mata yang keluar setelah makan cabai sebenarnya air mata bahagia. Tak semua cabai memiliki kadar pedas yang sama. Pada 1912, ahli kimia Wilbur Scoville mengembangkan cara mengukur kepanasan cabai yang disebut Scoville Organoleptic Test.

Kepedasan cabai diukur dengan kelipatan 100 unit dan merujuk pada seberapa banyak air gula dibutuhkan guna melemahkan cabai pada titik saat cabai tak terasa pedas lagi. Contohnya, cabai sweet bell terukur 0, jalapeno terukur 2.500-8.000, cayenne terukur 30.000-50.000 dan savina habanero merah terukur 350.000-577.000 unit

Jika dikonsumsi dalam jumlah terlalu banyak, cabe dapat mengakibatkan sakit perut yang dahsyat bagi pengkonsumsinya. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, cabe justru akan memberikan banyak manfaat bagi pengkonsumsinya

Demikian artikel Mengapa Cabai Terasa Pedas? Ini Alasannya! semoga bisa bermanfaat.
logoblog

Thanks for reading Mengapa Cabai Terasa Pedas? Ini Alasannya!

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar